Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
SAAT ITU masih pagi. Embun yang turun malam tadi masih belum pupus dari permukaan dedaunan. Di sebuah tikungan sungai berair dangkal dan berwarna kuning seorang kakek tampak menarik jalanya dari dalam air. Kosong. Tak seekor ikanpun terjaring dalam jala itu.
"Nasib sial! Tak akan makan ikan perut tua ini hari ini!" si kakek mengomel. Dari balik dinding bambu sebuah rakit yang tertambat di tepi sungai keluar seorang nenek bertubuh gemuk, berpipi merah dan berambut keputihputihan digulung ke atas.
"Sudah kubilang Anom! Sejak sungai menjadi dangkal seminggu lalu, jangan harap kau bakal dapat menjaring ikan!"
Si kakek berpaling pada nenek gemuk yang adalah istrinya. Sambil merengut dia menyahuti ucapan istrinya itu.
"Kau orang perempuan diam-diam sajalah! Kalau dapat ikan tugasmu adalah memasaknya! Eh, sudahkah kau teliti lagi peta itu ...?"
"Peti celaka!" kata si nenek seraya duduk di tepi rakit dan cemplungkan kedua kakinya ke air.
"Coba kau hitung Anom! Sudah berapa lama kita menghabiskan waktu untuk memecahkan teka-teki peta itu? Dan sampai hari ini masih juga belum berhasil!"
"Seingatku . . . mungkin lebih dari tiga tahun!" menjawab si kakek setelah menghitung-hitung sesaat.
"Tiga tahun! Bukan waktu sedikit! Coba dulu kau ikuti nasihatku! Jika kau ambil pemuda caka
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #35 : Telaga Emas Berdarah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
0 Komentar:
Posting Komentar
Jual Ebook Murah Berkualitas, dan juga menjual Buku Bekas murah Berkualitas, Imam Setiyo. Komentar yang membangun sangat dibutuhkan, demi tercapainya masyarakat yang kritis, cerdas, dan berjiwa konstruktif. -ImamMrAymem. Tiada gading yang tak retak. Seperti diatas begitu juga dibawah. Seperti didalam begitu juga diluar. Penulis mengharapkan kritik, saran serta opini dari Anda pembaca yang terhormat. Email : mr.aymem@yahoo.com atau di nomor 0838 7561 9431. Terima Kasih.